Indonesia akan menjadi ibukota fashion Islam dunia
jual baju anak
Desainer
dan peritel yang tergabung dalam Indonesian Islamic Fashion Consortium
atau IIFC ingin menjadikan Indonesia sebagai ibukota fashion dunia pada
tahun 2020 mendatang. Bukan impian di siang bolong karena Indonesia
adalah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia.
Indonesia adalah pemain utama dalam bisnis mode Islam. Menurut catatan IIFC, nilai bisnis baju muslim diperkirakan mencapai Rp 63 triliun per tahun. Sayang, pusat mode Islam dunia masih berada di Malaysia, Thailand, dan Perancis.
Untuk mewujudkan mimpi itu, dalam dua tahun terakhir, IIFC melakukan road show di Eropa, Asia, dan Timur Tengah untuk memperkenalkan perancang busana Muslim Indonesia ke dunia. Para anggota IIFC juga berkeliling Indonesia untuk menyelenggarakan workshop bagi pengusaha dan desainer lokal, terutama soal pemasaran dan produksi.
IIFC juga menggelar Indonesia Islamic Fashion Fair setiap tahun. Untuk pertama kalinya, tahun lalu mereka mengadakan kontes kecantikan untuk para Muslimah bernama World Muslimah Beauty.
“Kreativitas para desainer muda ini tak ada batasnya,” kata Jetti Hadi, pemimpin redaksi Noor, majalah mode Islami. “Desain mereka fashionable, tapi masih menjunjung hukum Islam. Pakaiannya longgar dan tidak menonjolkan bentuk tubuh perempuan,” tambahnya.
Di World Muslimah Beauty Contest tahun ini, ada 750 lebih peserta dari seluruh dunia, termasuk dari Belanda, Jerman, dan Australia. Para perempuan ini datang dari berbagai profesi, termasuk pengacara, insinyur, dan atlet. Tapi dari 20 finalis yang bersaing di acara puncak tanggal 15 September, hanya satu yang bukan berasal dari Indonesia.
Peserta tak hanya dinilai dari kecantikan, tapi juga kemampuan membaca al-Qur’an dan pengetahuan Islam lain. Kegiatan sosial peserta juga diperhatikan. Tapi yang paling penting, mereka harus mengenakan busana Muslimah. Juri memutuskan pemenangnya adalah Nina Septiani, seorang aktivis lingkungan dan entrepreneur.
Indonesia adalah pemain utama dalam bisnis mode Islam. Menurut catatan IIFC, nilai bisnis baju muslim diperkirakan mencapai Rp 63 triliun per tahun. Sayang, pusat mode Islam dunia masih berada di Malaysia, Thailand, dan Perancis.
Untuk mewujudkan mimpi itu, dalam dua tahun terakhir, IIFC melakukan road show di Eropa, Asia, dan Timur Tengah untuk memperkenalkan perancang busana Muslim Indonesia ke dunia. Para anggota IIFC juga berkeliling Indonesia untuk menyelenggarakan workshop bagi pengusaha dan desainer lokal, terutama soal pemasaran dan produksi.
IIFC juga menggelar Indonesia Islamic Fashion Fair setiap tahun. Untuk pertama kalinya, tahun lalu mereka mengadakan kontes kecantikan untuk para Muslimah bernama World Muslimah Beauty.
“Kreativitas para desainer muda ini tak ada batasnya,” kata Jetti Hadi, pemimpin redaksi Noor, majalah mode Islami. “Desain mereka fashionable, tapi masih menjunjung hukum Islam. Pakaiannya longgar dan tidak menonjolkan bentuk tubuh perempuan,” tambahnya.
Di World Muslimah Beauty Contest tahun ini, ada 750 lebih peserta dari seluruh dunia, termasuk dari Belanda, Jerman, dan Australia. Para perempuan ini datang dari berbagai profesi, termasuk pengacara, insinyur, dan atlet. Tapi dari 20 finalis yang bersaing di acara puncak tanggal 15 September, hanya satu yang bukan berasal dari Indonesia.
Peserta tak hanya dinilai dari kecantikan, tapi juga kemampuan membaca al-Qur’an dan pengetahuan Islam lain. Kegiatan sosial peserta juga diperhatikan. Tapi yang paling penting, mereka harus mengenakan busana Muslimah. Juri memutuskan pemenangnya adalah Nina Septiani, seorang aktivis lingkungan dan entrepreneur.
Hai, Dear!
BalasHapusSuka ngeblog? Yuk raih kesempatan kamu mendapatkan handphone LG L3!
Ikuti #BebobShoesStory Blog Contest persembahan Be-Bob Shoes.
Cek syarat & ketentuannya di bit.ly/12oqvlq
Follow juga twitter kami di @DELICISHOES untuk info lebih lanjut.
Thank you :)